Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
(Al-Hasyr
: 18)
Seorang profesor diundang untuk
berbicara di sebuah basis militer pada
tanggal 1 Desember. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit
yang tak mungkin dilupakannya, bernama
Ralph. Ralph yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah
saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor.
Ketika berjalan keluar, Ralph sering
menghilang. Banyak hal yang
dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh
dan terbuka. Kemudian mengangkat dua
anak kecil agar mereka dapat melihat
sinterklas. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke
sisi profesor itu dengan senyum lebar
menghiasi wajahnya.
"Dari mana Anda belajar melakukan hal-hal
seperti itu ?" tanya sang profesor.
"Melakukan apa ?" kata Ralph. "Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu?" "Oh," kata
Ralph, "selama perang, saya kira." Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di
Vietnam. Juga tentang
tugasnya saat membersihkan ladang ranjau, dan
bagaimana ia harus menyaksikan satu per
satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di
depan matanya.
"Saya belajar untuk hidup di antara
pijakan setiap langkah,"katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah
berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk
melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan
memijakkan kaki.Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru,
dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini."
Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh
mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.
0 Comments