Advertisement

CONTOH LEMBAR KERJA RESUME MODUL PPG DALJAB TAHUN 2022

Contoh Tugas Pendalaman Materi PPG Daljab Madrasah



Konsep Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa Arab (KB 1)

Butir Refleksi meliputi:
1. Peta Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di modul bidang studi
2. Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul
3. Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Peta Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di modul bidang studi

1.    Konsep Pemerolehan Bahasa Arab

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.

 

2.    Teori-teori Pemerolehan Bahasa

Teori behavioristik mengatakan bahwa pemerolehan bahasa melalui perilaku verbal, yaitu dengan merespon stimulus dan akhirnya menimbulkan bahasa. Teori nativis mengatakan bahwa pemerolehan bahasa dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan dalam memahami bahasa di sekitar kita, dan menghasilkan sebuah konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam diri. Menurut aliran Nativisme, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”.Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa language acquisition device, disingkat (LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya. Dalam Alquran, proses pemerolehan bahasa melalui ujaran dan stimulus dari luar kemudian disambut oleh potensi yang dimiliki dan dibantu dengan piranti yang ada. Manusia mencerna pesan yang sampai dan mengolahnya dengan proses berpikir dan memori yang dimiliki lalu diteruskan dengan memahaminya dan pada akhirnya tercipta bahasa „baru‟.

 

Teori Kognitivisme, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif.Bahasa distrukturi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.

 

Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa.Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada.Anak hanya memahami dunia melalui indranya.Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai menggunakan simbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.

 

Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir.Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis.

 

3.    Tahap-Tahap atau Proses Pemerolehan Bahasa Pertama Anak

1. Tahap Pralinguistik (Masa Meraba)

Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi itu memang menyerupai vokal atau konsonan tertentu. Tetapi, secara keseluruhan bunyi tersebut tidak mengacu pada kata dan tertentu. Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur 12 bulan.

a. Pada umur 0-2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk menyatakan rasa lapar, sakit, atau ketidaknyamanan. Sekalipun bunyi-bunyi itu tidak bermakna secara bahasa, tetapi bunyi-bunyi itu merupakan bahan untuk tuturan selanjutnya.

b. Pada umur 2-5 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan. Bunyi ini biasanya muncul sebagai respon terhadap senyum atau ucapan ibunya atau orang lain.

c. Pada umur 4-7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan durasi yang lebih lama. Bunyi mirip konsonan atau mirip vokalnya lebih bervariasi.

d. Pada umur 6-12 bulan, anak mulai berceloteh. Celotehannya merupakan pengulangan konsonan dan vokal yang sama seperti/ba ba ba/, ma ma ma/, da da da/.

2. Tahap satu – kata

Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada masa ini, anak menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya. Tegasnya, satu – kata mewakili satu atau bahkan lebih frase atau kalimat. Oleh karena itu, frase ini disebut juga tahap holofrasis.

3. Tahap dua – kata

Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan. Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat. Anak-anak mulai menggunakan dua kata dalam berbicara. Tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya, apa yang dituturkan anak hanyalah kata-kata yang penting saja, seperti kata benda, kata sifat, dan kata kerja. Kata-kata yang tidak penting, seperti halnya kalau kita menulis telegram, dihilangkan.

4. Tahap banyak – kata

Fase ini berlangsung ketika anak berusia 3-5 tahun atau bahkan sampai mulai bersekolah. Pada usia 3-4 tahun, tuturan anak mulai lebih panjang dan tata bahasanya lebih teratur. Dia tidak lagi menggunakan hanya dua kata, tetapi tiga kata atau lebih. Pada umur 5-6 tahun, bahasa anak telah menyerupai bahasa orang dewasa.

 

4.    Konsep Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait-mengait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut. Ada beberapa istilah terkait dengan pembelajaran yakni belajar, mengajar, membelajarakan, melatih dan mendidik. Ketiga istilah pertama berkaitan dengan aspek kognitif.

 

Sementara melatih berkaitan dengan keterampilan dan mendidik lebih ke arah sikap. Belajar dilakukan oleh peserta didik baik dengan atau tidak dengan bantuan guru. Sementara mengajar adalah kegiatan belajar mengajar akan tetapi fungsi guru lebih aktif dibanding dengan siswa. Kebalikannya pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang memosisikan guru sebagai fasilitator sementara siswa lah yang aktif.

 

Pembelajaran termasuk pembelajaran bahasa Arab harus dilaksanakan secara sadar oleh guru dan siswa dilakukan dengan proses lebih formal. Namun siswa harus lebih aktif. Oleh karena merupakan sistem maka pembelajaran merupakan satu kesatuan antar komponen pembelajaran, guru dan siswa. Komponen yang dimaksud adalah tujuan, materi, strategi dan metode, media dan penilaian pembelajaran.

 

Berbicara masalah dasar pembelajaran bahasa arab, di mana mempelajari bahasa arab merupakan sutau kewajiban bagi setiap pribadi muslim. hal yang mewajibkannya adalah, karena untuk memahami dan mengetahui seluk beluk Al-Quran seseorang harus mengetahui bahasa arab secara mendetil dan mendalam. Tanpa mengusai bahasa arab beserta kaidah-kaidah yang ada di dalamnya seseorang tidak mungkin dapat mengetahui dan memahami maksud dan penafsiran ayat-ayat suci Al-Quran secara baik dan benar. Dapat dipahami bahwa dasar mempelajari bahasa arab merupakan suatu kewajiban atas setiap muslim, karena bahasa arab merupakan bahasa Al-Quran dan Hadits. Sedangkan dalam hal mempelajarinya seorang guru harus menggunakan metode yang tepat dan materi yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik itu sendiri.

 

5.    Tujuan Pembelajaran bahasa Arab

Tujuan pembelajaran bahasa Arab di sini adalah dapat membentuk siswa trampil mendengar, berbicara dengan topik-topik yang komunikatif, kontekstual, trampil membaca dan menulis bahasa Arab yaitu membaca teks topik-topik tentang sosial keagamaan serta menulis yang melambangkan huruf/kata-kata bahasa Arab dengan baik dan benar.

Sesuai dengan tujuan di atas, pendekatan pembelajaran yang efektif  mencakup empat pendekatan yaitu:

1.  Pendekatan humanistik adalah pembelajaran bahasa Arab memerlukan keaktifan siswanya bukan pengajar. Siswalah yang aktif belajar bahasa dan pengajar berfungsi sebagai motivator, dinamisator, administrator, evaluator dan sebagainya. Pengajar haru memanfaatkan semua potensi yang dimiliki siswa

2.  Pendekatan komunikatif melihat bahwa fungsi utama bahasa adalah komunikasi, namun hal ini berarti materi ajar bahasa Arab harus materi yang praktis dan pragmatis yaitu materi ajar yang terpakai dan dapat dikomunikasikan oleh siswa secara lisan maupun tulisan. Materi ajar yang tidak komunikatif akan kurang efektif dan membuang waktu saja.

3. pendekatan kontekstual melihat bahasa sebagai suatu makna yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Di sini rancangan materi ajar harus berdasarkan kebutuhan lembaga.

4. pendekatan struktural melihat bahwa pembelajaran bahasa sebagai hal yang formal. Oleh sebab itu, struktur bahasa harus mendapat perhatian dalam merancang materi saja. Namun struktur harus fungsional agar komunikatif dan praktis.

 

6.    Metode pembelajaran Bahasa Arab

Metode merupakan rencana program yang bersifat menyeluruh (holistik-komprehensif) yang berhubungan erat dengan teknik penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas pendekatan tertentu. Kalau pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode justru bersifat prosedural.

 

Karena itu, bila seorang pengajar bahasa menganut  pada pendekatan, ia dapat melahirkan bermacam-macam metode yang berbeda-beda. Beraneka macam metode tersebut bergantung pada berbagai faktor yang turut serta mempengaruhinya.

 

Beberapa metode pembelajaran bahasa Arab menurut buku yang di tulis oleh dengan Teori Unit yang populer adalah sebagai berikut dalam buku Dr. Dedih Wahyudin, M.Ag. :

a)    Metode Qawâ’id (Grammar Method)

b)    MetodeTarjamah (Translation Method)

c)    Metode Qawâ’id dan Tarjamah (Grammar and Translation Method)

d)    Metode Langsung (Direct Method)

e)    Metode Psikologis (Psychological Method)

f)     Metode Ponetik (Phonetic Method)

g)    Metode Alamiyah (Natural Method)

h)    Metode Membaca (Reading Method)

i)  Metode Dengar Ucap (Oral Aural Method)

j)      Metode Eklektik (Eclectic Method)

 

Dari metode-metode yang dipaparkan di atas, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dalam prakteknya seorang guru melakukan blanded method, dengan tujuan menutupi kekurangan pada metode lain.

 

7.    Media Pembelajaran Bahasa Arab

Jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu media pembelajaran aspek berbahasa arab dan keterampilan berbahasa arab. Media pembelajaran aspek berbasa arab terdiri dari mufrodat dan tarkib, sedangkan media pembelajaran keterampilan bahasa terdiri dari istima’, kalam, kitabah, dan qiro’ah.

 

2

Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul

Materi dalam modul sangat lengkap dan jelas, sehingga bisa cukup mudah untuk dipahami, hanya saja perlu waktu yang lebih leluasa mengingat panjangnya uraian mengenai konsep pemerolehan dan pembelajaran ini.

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

Dalam kenyataannya terkadang kita telah melakukan proses pembelajaran bahasa arab dengan berbagai model dan metode tapi tidak tahu, apa yang kita lakukan dalam proses pembelajaran termasuk pada model yang mana, mungkin kembali kepada penguasaan konsep teori-teori pembelajaran.

Post a Comment

0 Comments